Budidaya Dukuh Kalikajar
Jenis duku ini berasal dari daerah Purbalingga, Jawa Tengah, tepatnya Desa
Kalikajar. Buahnya mempunyai bentuk seperti buah duku lainnya, yaitu bulat agak
lonjong dan ukurannya relatif agak besar. Kulit buahnya tipis dan berwarna
relatif seragam yaitu kuning cerah. Daging buahnya bening, kenyal, dan rasanya
manis serta segar karena kandungan airnya banyak. Bijinya kecil dan jumlahnya
relatif sedikit. Produksi rata-rata pohon dewasa antara 1,5-2,0 kuintal/ musim.
Duku di Kalikajar bukan tumpuan utama pendapatan ekonomi bagi warga desa.
Duku hanya menjadi tanaman sampingan sesudah padi. Namun lebih dari 70 % warga
desa itu memiliki tanaman duku di lahan pekarangan.
Pemerintah Desa Kalikajar mencatat, sekitar 3.000 pohon duku produktif
berusia lebih dari 25 tahun siap panen. Adapun 4.000 pohon muda berusia kurang
dari 25 tahun, sebagian sudah berbuah. Duku memiliki masa panen yang singkat,
yaitu bulan Maret-April.
Duku itu dibeli pengepul, lalu disebar ke beberapa kota di Jawa Tengah.
Maka, duku Kalikajar pun menyebar ke Semarang, Pemalang, Tegal, Brebes,
Kebumen, Purworejo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Madiun dan Surabaya di
Jawa Timur.
Manfaat
Buah duku pada prakteknya selalu dimakan dalam keadaan segar setelah
dikupas dengan tangan, tetapi buahnya yang tanpa biji dapat dibotolkan dalam
sirup.
Buah duku sebagai sumber mineral dan zat besi, serat daging buah untuk
memperlancar sistem pencernaan, sebagai antioksidan untuk mencegah kanker usus.
Kayunya yang berwarna coklat muda keras dan tahan lama, digunakan untuk
tiang rumah, gagang perabotan, dan sebagainya.
Kulit buahnya dikeringkan dan dibakar untuk rnengusir nyamuk. Kulit buah
juga dimanfaatkan sebagai obat anti diare, berkat kandungan oleoresinnya.
Bijinya ditumbuk untuk menyembuhkan demam dan kulit kayunya yang rasanya
sepet untuk mengobati disentri dan malaria.
Kulit kayu dibuat tepung digunakan sebagai tapal untuk menyembuhkan bekas
gigitan kalajengking.
Ekologi
tanaman
§ Tinggi tanaman
mencapai 15 meter
§ Lebar tajuk mencapai
10 meter
§ Menyukai tempat yang
ternaungi danm lembab
§ Lebih dominan dari
tanaman lain, walaupun tumbuh bersamaan
Syarat
Tumbuh
Duku dapat tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 600
m dpl. Duku dapat tumbuh dan berbuah baik pada tipe tanah latosol, podsolik
kuning, dan aluvial. Curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Tanah yang sesuai
mempunyai pH antara 6-7, dengan suhu 25-35°C. Tanaman lebih senang ditanam di
tempat yang terlindung. Oleh karena itu, tanaman ini biasanya ditanam di
pekarangan atau tegalan, bersama dengan tanaman tahunan lainnya seperti durian,
jengkol, atau petai. Duku toleran terhadap kadar garam tinggi, asalkan tanahnya
mengandung banyak bahan organik. Duku juga toleran terhadap tanah masam atau
lahan bergambut. Tanaman ini toleran terhadap iklim kering, asalkan kadar air
tanahnya kurang dari 150 cm. Tanah yang terlalu sarang, seperti pada tanah
pasir, kurang baik untuk tanaman duku. Namun, tanah berpasir yang mengandung
banyak bahan organik dapat digunakan untuk tanaman duku, asalkan diberi
pengairan yang cukup.
Pedoman
Budidaya
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tentulah harus menggunakan benih
yang bersertifikat dan telah diuji. Pembenihan duku dapat dilakukan secara
generatif dan vegetatif. Secara generatif tanaman duku berasal dari biji duku
sedangkan secara vegetatif bibit didapat dengan cara cangkok dan sambung pucuk
1.
Perbanyakan secara generatif dengan biji. Media penyemaian berupa tanah
humus, pasir (2:1), tempat persemaian berupa bedengan atau langsung polibag (uk
18×25 cm). Biji ini dibersihkan dari daging yang melekat pada biji, kemudian
disemaikan langsung karena biji duku tidak dapat disimpan lama. Biji disemai
pada bedengan selama 45 hari (jarak semai 5×10 cm). Setelah itu biji yang sudah
tumbuh dipindahkan di polibag (uk 18×25 cm) sampai bibit siap disambung.
2.
Perbanyakan secara vegetatif
§ Sambung pucuk. Batang
bawah berasal dari semai biji duku berumur setahun lebih dengan diameter lebih
dari 5 mm, tinggi 25-40 cm dan jumlah daun 8-10 pasang. Batang atas diambil
dari varietas unggul yang telah dirilis, telah berproduksi dan sehat.
§ Okulasi jarang
dilakukan karena kesulitan mengambil mata tempelnya.
§ Cangkok, dapat berbuah
lebih cepat yaitu saat berumur 2 tahun.
Kelemahan : Memakan waktu yang cukup lama (8-9 bulan), persentase kematian
cangkok cukup besar, pertumbuhan perakaran tidak kuat, merusak tanaman induk
dan benih yang dihasilkan terbatas.
Kriteria benih vegetatif (sambung) siap tanam :
§ Berumur antara 18-24
bulan setelah sambung, atau sudah 5-6 kali trubus (pecah tunas)
§ Tinggi benih 55-75 cm
§ Pemindahan bibit
memperhatikan kondisi fisik benih dan waktu yang tepat.
Penanaman
1.
Persiapan tanam dan Pengolahan Media Tanam
§ Persiapan lahan
§ Pengapuran jika tanah
masam
1.
Teknik Penanaman
§ Penentuan pola tanam
§ Pembuatan lubang tanam
berukuran 60cm x 60cm x 50 cm
§ Cara tanam : Jarak
tanam 8×8 m dan 2 minggu menjelang tanam diberikan pupuk kandang sebanyak 10
kg/lubang. Kemudian polibag dibuang /buka, dan jangan sampai akar rusak
diusahakan tanah tetap lembab saat tanam. Bibit ditanam pada umur 1-2 tahun
atau setelah mencapai tinggi 75 cm lebih. Setelah ditanam, bibit harus diberi
naungan dengan atap daun kelapa atau jerami kering. Kondisi lahan di sekitar
bibit harus dijaga agar tetap lembab.
Pemeliharaan
§ Penyiangan
§ Pemupukan (dilakukan
dengan membenamkan melingkar di bawah tajuk)
Pemberian pupuk setiap tiap 4 bulan. Dosis pupuk diberikan berbeda beda
sesuai umur tanamannya
§ Pemberian naungan
Pohon muda hendaknya dinaungi dengan baik dan disiram selama beberapa tahun
pertama.
§ Pemangkasan
Pucuk utama duku yang bertipe tegak harus dipenggal dan cabang-cabang
lateral yang tumbuh diikat supaya tumbuh mendatar agar perawakannya lebih
memencar. Pada pohon yang lebih tua, hanya pucuk pucuk air dan cabang-cabang
yang kena penyakit yang perlu dipangkas. Pemberian mulsa yang banyak
dianjurkan.
§ Pembuangan tunas air
§ Pengairan dan
penyiraman (saat kemarau lebih 3 bulan) dapat digunakan untuk mempercepat
pembungaan satu atau dua bulan, asalkan calon bunga telah muncul selama periode
kering sebelumnya. Perbungaan mulai tumbuh 7-10 hari setelah penyiraman. Suatu
masa kering yang pendek, yang terjadi ketika buah masih menempel di pohonnya
akan menimbulkan bahaya turunnya panen secara serius, disebabkan oleh pecahnya
buah jika kekurangan air itu tiba-tiba dipulihkan.
§ Penyulaman jika
tanaman ada yang mati
Hama
dan Penyakit
1.
Hama
§ Kelelawar
§ Kutu Perisai
§ Kumbang Penggerek
Buah, Ulat penggerek buah dapat menyebabkan banyak sekali buah rontok,
buah-buah yang terserang itu hendaknya dikumpulkan dan dikubur untuk memotong
daur hidup hama ini. Di Indonesia, larva kumbang ‘weevil’ dijumpai di dalam
buah duku.
§ Kutu Putih
1.
Penyakit
Penyakit busuk akar dan antraknosa merupakan 2 macam penyakit yang
berbahaya, yang masing-masing menyerang pohon dan buah duku.
§ Penyakit busuk akar
(menyerang akar, batang dan buah).
§ Antraknosa tampak
berupa bintik kecoklatan yang berukuran kecil sampai besar pada rangkaian buah;
serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal, dan juga menyebabkan
kerugian pasca-panen. Ulat penggerek buah dapat menyebabkan banyak sekali buah
rontok, buah-buah yang terserang itu hendaknya dikumpulkan dan dikubur untuk
memotong daur hidup hama ini. Di Indonesia, larva kumbang ‘weevil’ dijumpai di
dalam buah duku.
§ Penyakit mati pucuk
(menyerang ujung cabang dan ranting) akhirnya tanaman mengering / mati.
Panen
dan Pasca Panen
1.
Panen
§ Ciri dan umur panen
Buah berwarna kuning kehijau-hijauan bersih bahkan telah menjadi kuning
keputih-putihan, buah agak lembut, getah pada kulit tidak nampak. Umumnya tanaman
duku berbuah minimal sudah berumur 7 tahun.
§ Cara panen
dengan cara memanjat pohon tersebut dan tandan tandan buahnya dipotong
dengan pisau atau gunting. Kenyataannya, daripada memanjat pohonnya Iebih baik
menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan mengurangi kerusakan
kuncup-kuncup bunga yang masih dorman. Diperlukan empat atau lima kali
pemanenan sampai semua buah habis dipetik dari pohon. Hanya pemetikan buah yang
matang, yang ditaksir dari perubahan warna, yang akan sangat memperbaiki kualitas
buah. Umumnya buah yang berada dalam satu tandan akan matang hampir bersamaan.
Buah duku harus dipanen dalam kondisi kering, sebab buah yang basah akan
berjamur jika dikemas.
§ Periode Panen
Tanaman duku berbunga sekitar bulan September dan Oktober dan buahnya masak
sekitar bulan Februari atau Maret
1.
Pasca Panen
Duku merupakan buah yang sangat mudah rusak, kulit buahnya berubah menjadi
coklat dalam 4 atau 5 hari setelah dipanen. Buah dapat dibiarkan di pohonnya
selama beberapa hari menunggu sampai tandan-tandan lainnya juga matang, tetapi
walau masih berada di pohonnya buah-buah itu tetap akan berubah menjadi coklat,
dan dalam waktu yang pendek tidak akan laku dijual di pasar.
§ Setelah buah dipanen,
dikumpulkan di tempat yang kering dan tidak berair.
§ Penyortiran dan
Penggolongan. Sortasi dilakukan untuk memisahkan ukuran besar dan kecilnya buah
sekaligus membuang buah yang busuk atau cacat dan menyingkirkan tandannya.
§ Penyimpanan dalam
kamar pendingin dengan suhu 15°C dan kelembapan nisbi 85-90% dapat memungkinkan
buah bertahan sampai 2 minggu.
§ Pengemasan dan
pengangkutan. Kemasan yang paling baik adalah peti kayu berukuran 30x30x50 cm
yang dapat memuat 20 kg buah duku. Buah duku dipasarkan dalam keranjang-keranjang
bambu yang dialasi koran bekas atau daun pisang kering.
Komentar
Posting Komentar